Sabtu, 26 Januari 2013

KELUARGA DITINJAU DARI SUDUT PENDIDIKAN


FAKTOR UTAMA PENDUKUNG KETAHANAN KELUARGA
DITINJAU DARI SUDUT PENDIDIKAN

Oleh: Murniati Malla
(Mahasiswa Pascasarjana UNJ 2012)

A.   PENDAHULUAN
Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera dijelaskan dalam UU Nomor 10 Tahun 1992 pasal 1 ayat 15 kemudian dipertegas lagi dengan PP Nomor 21 Tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera pasal 1 ayat 6 yang dijelaskan sebagai berikut:
“ Ketahanan Keluarga adalah kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik, materil, dan psikis, serta mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dalam keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan bathin.”[1]
Uraian tersebut di atas  menunjukkan bahwa dalam satu keluarga dibutuhkan suatu keuletan dan ketangguhan. Keuletan ditandai dengan sifat yang tidak mudah menyerah, tidak rapuh, maju terus pantang mundur, dan selalu berusaha agar tujuannya berhasil. Semua masalah yang melintang dihadapannya dihadapi dengan tenang, sabar, ikhlas, dan bijaksana dan tentu saja di dalamnnya ada unsur taktik atau strategi pemecahannya. Ketangguhan, adalh sifat yang tidak mudah terpengaruh dengan dunia luar, orang lain. Orang tangguh cenderung kuat pendirian, jiwa dan raga selalu stabil, memiliki prinsip hidup, berani bersikap, mental yang kuat, sehingga tidak mudah terombang-ambing.
Jika setiap anggota keluarga mampu seperti yang disebut di atas, maka kehidupan keluarga akan berlangsung harmonis, sehat lahir bathin, sejahtera dunia-akhirat.


B.   FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG KETAHANAN KELUARGA
Pada dasarnya, banyak factor yang mendukung ketahan suatu keluarga. Tetapi pada uraian kali ini hanya disebutkan beberapa saja diantaranya adalah:
a.    Keutuhan Keluarga
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan biasanya ada kakek, nenek, bibi, mertua dan saudara. Masing-masing anggota keluarga harus tahu tugas dan tanggung jawabnya, bekerjasama dalam keluarga, memberi dan menerima, keterbukaan, adil dan bijaksana. Jika terjadi dinamika dalam keluarga maka setiap anggotanya dapat menenmpuh musyawarah  untuk jalan keluarnya.
b.    Keharmonisan Keluarga
Jika keutuhan keluarga sudah dipertahankan, maka akan tercipta namanya harmonis. Dalam keharmonisan keluarga ada namanya saling percaya antara suami dan isteri, anak dan orang tua, begitupun dengan yang lainnya. Keharminisan bisa terjadi jika unsure atau suasana tenang, damai, hormat-menghormati, perhatian, dan saling menghargai itu ada diantara anggota keluarga.
c.    Social Ekonomi Keluarga
Kondisi ekonomi keluarga ada yang stabil dan ada yang labil. Ekonomi yang stabil yaitu yang memilki pendapatan tetap dan mampu mencukupi segala keperluan anggota keluarganya. Ekonomi yang labil yaitu yang masih lompat sana-sini mencari pekerjaan yang dapat menyambung hidup dan keperluan anggota keluarganya. Kondisi ekonomi ini sangat perpengaruh dalam ketahanan suatu keluarga. Suami-isteri harus bekerjasama dan saling pengertian dalam menanggung segala keperluan dalam keluarga, jadi tak heran jika suami isteri bekerja banting tulang mencari nafkah supaya penghasilannya cukup.

  
d.    Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada cara memimpin dan mengarahkan anggota keluarga lainnya terlebih lagi membimbing anak. Banyak kecenderungan dari orang tua yang tingkat pendidikannya tinggi maka ketahanan keluarganya lebih baik pula. Dari pengetahuan yang dimiliki akan dapat memberikan hasil berupa material atau kekuatan mental yang lebih tinggi.
e.    Kesehatan Keluarga
Kesehatan sangat menetukan ketahanan dalam keluarga. Jika dalam satu keluarga ada yang sakit maka semau merasakan sakit. Apalagi jika yang sakit adalah anak, maka orang tua pun  terlibat sakit dalam hal ini efek pada konsentrasi pekerjaan dan kegiatan untuk mencari nafkah. Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam menunjang kesehatan keluarga perlu diperhatikan. Ini salah satu cara agar keluarga tetap sehat sehingga ketahanan tetap terjaga.
f.     Jumlah Anak
Keluarga yang memiliki jumlah anak yang besar maka perlu biaya yang besar pula. Angapan orang – orang dahulu bahwa banyak anak banyak rezki spertinya dala era ini kurang efektif mengingat kebutuhan dan harga barang cenderung meningkat yang tidak sebanding dengan pekerjaan atau penghasilan  yang memadai.
Anak-anak dalam keluarga sangat beraneka ragam sifat dan karakternya. Tentunya ada yang penurut, nakal, bandel, dan unik. Disinilah peranan pendidikan orang tua untuk mengarahkan anak.
g.    Agama
Yang tidak kalah penting adalah pendidikan agama. Pendidikan agama sebaiknya dimulai dari sejak dini yang berlangsung dalam keluarga. Keteladana orang tua sangat pengaruh, jika orang tua melaksanakan sholat maka anak cenderung meniru. Perilaku anak yang senang meniru dan mencontoh orang tua itu berlangsung di dalam keluarga setelah itu baru ke lingkungannya.

C.   PENUTUP
Ketahanan keluarga dapat tercipta jika ada keharmonisan, keutuhan , saling percaya, saling menghargai, dan menjalankan tugas dan tanggungjawab masing-masing anggota keluarga.
Keluarga yang kuat, tangguh, dan kokoh akan melahirkan bangsa yang kuat pula. Pendidikan yang utama berlangsung di dalam keluarga, olehnya itu keteladana orang tua, cara bersikap, perilaku, dan agama sangat menentukan pola kepribadian anak. Semoga keluarga kita damai sejahtera, lahir bathin.


[1] Soegeng Santoso (Problematika Pendidikan & cara pemecahannya).2000.hal.10-16
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar