FAKTOR UTAMA PENDUKUNG KETAHANAN KELUARGA
DITINJAU DARI SUDUT
PENDIDIKAN
Oleh: Murniati Malla
(Mahasiswa
Pascasarjana UNJ 2012)
A. PENDAHULUAN
Perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera dijelaskan dalam UU Nomor 10 Tahun 1992 pasal 1 ayat 15
kemudian dipertegas lagi dengan PP Nomor 21 Tahun 1994 tentang penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera pasal 1 ayat 6 yang dijelaskan sebagai berikut:
“
Ketahanan Keluarga adalah kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan
dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik, materil, dan psikis, serta
mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dalam keluarganya
untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan
bathin.”[1]
Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam satu keluarga dibutuhkan suatu keuletan dan ketangguhan. Keuletan ditandai dengan sifat yang tidak mudah
menyerah, tidak rapuh, maju terus pantang mundur, dan selalu berusaha agar
tujuannya berhasil. Semua masalah yang melintang dihadapannya dihadapi dengan
tenang, sabar, ikhlas, dan bijaksana dan tentu saja di dalamnnya ada unsur
taktik atau strategi pemecahannya. Ketangguhan, adalh sifat yang tidak mudah
terpengaruh dengan dunia luar, orang lain. Orang tangguh cenderung kuat
pendirian, jiwa dan raga selalu stabil, memiliki prinsip hidup, berani
bersikap, mental yang kuat, sehingga tidak mudah terombang-ambing.
Jika setiap anggota keluarga mampu seperti
yang disebut di atas, maka kehidupan keluarga akan berlangsung harmonis, sehat
lahir bathin, sejahtera dunia-akhirat.
B. FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG KETAHANAN
KELUARGA
Pada
dasarnya, banyak factor yang mendukung ketahan suatu keluarga. Tetapi pada
uraian kali ini hanya disebutkan beberapa saja diantaranya adalah:
a. Keutuhan
Keluarga
Keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan biasanya ada kakek, nenek, bibi, mertua
dan saudara. Masing-masing anggota keluarga harus tahu tugas dan tanggung
jawabnya, bekerjasama dalam keluarga, memberi dan menerima, keterbukaan, adil
dan bijaksana. Jika terjadi dinamika dalam keluarga maka setiap anggotanya
dapat menenmpuh musyawarah untuk jalan
keluarnya.
b. Keharmonisan
Keluarga
Jika
keutuhan keluarga sudah dipertahankan, maka akan tercipta namanya harmonis.
Dalam keharmonisan keluarga ada namanya saling percaya antara suami dan isteri,
anak dan orang tua, begitupun dengan yang lainnya. Keharminisan bisa terjadi
jika unsure atau suasana tenang, damai, hormat-menghormati, perhatian, dan
saling menghargai itu ada diantara anggota keluarga.
c. Social
Ekonomi Keluarga
Kondisi
ekonomi keluarga ada yang stabil dan ada yang labil. Ekonomi yang stabil yaitu
yang memilki pendapatan tetap dan mampu mencukupi segala keperluan anggota
keluarganya. Ekonomi yang labil yaitu yang masih lompat sana-sini mencari
pekerjaan yang dapat menyambung hidup dan keperluan anggota keluarganya.
Kondisi ekonomi ini sangat perpengaruh dalam ketahanan suatu keluarga. Suami-isteri
harus bekerjasama dan saling pengertian dalam menanggung segala keperluan dalam
keluarga, jadi tak heran jika suami isteri bekerja banting tulang mencari
nafkah supaya penghasilannya cukup.
d. Tingkat
Pendidikan
Tingkat
pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada cara memimpin dan mengarahkan
anggota keluarga lainnya terlebih lagi membimbing anak. Banyak kecenderungan
dari orang tua yang tingkat pendidikannya tinggi maka ketahanan keluarganya
lebih baik pula. Dari pengetahuan yang dimiliki akan dapat memberikan hasil
berupa material atau kekuatan mental yang lebih tinggi.
e. Kesehatan
Keluarga
Kesehatan
sangat menetukan ketahanan dalam keluarga. Jika dalam satu keluarga ada yang
sakit maka semau merasakan sakit. Apalagi jika yang sakit adalah anak, maka
orang tua pun terlibat sakit dalam hal
ini efek pada konsentrasi pekerjaan dan kegiatan untuk mencari nafkah. Faktor
makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam menunjang kesehatan keluarga perlu
diperhatikan. Ini salah satu cara agar keluarga tetap sehat sehingga ketahanan
tetap terjaga.
f. Jumlah
Anak
Keluarga
yang memiliki jumlah anak yang besar maka perlu biaya yang besar pula. Angapan
orang – orang dahulu bahwa banyak anak banyak rezki spertinya dala era ini
kurang efektif mengingat kebutuhan dan harga barang cenderung meningkat yang
tidak sebanding dengan pekerjaan atau penghasilan yang memadai.
Anak-anak
dalam keluarga sangat beraneka ragam sifat dan karakternya. Tentunya ada yang
penurut, nakal, bandel, dan unik. Disinilah peranan pendidikan orang tua untuk
mengarahkan anak.
g. Agama
Yang
tidak kalah penting adalah pendidikan agama. Pendidikan agama sebaiknya dimulai
dari sejak dini yang berlangsung dalam keluarga. Keteladana orang tua sangat
pengaruh, jika orang tua melaksanakan sholat maka anak cenderung meniru.
Perilaku anak yang senang meniru dan mencontoh orang tua itu berlangsung di
dalam keluarga setelah itu baru ke lingkungannya.
C. PENUTUP
Ketahanan
keluarga dapat tercipta jika ada keharmonisan, keutuhan , saling percaya,
saling menghargai, dan menjalankan tugas dan tanggungjawab masing-masing
anggota keluarga.
Keluarga
yang kuat, tangguh, dan kokoh akan melahirkan bangsa yang kuat pula. Pendidikan
yang utama berlangsung di dalam keluarga, olehnya itu keteladana orang tua,
cara bersikap, perilaku, dan agama sangat menentukan pola kepribadian anak.
Semoga keluarga kita damai sejahtera, lahir bathin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar